Rabu, 16 September 2020

MENYINGKAP TABIR KEMATIAN

     Nama Rusmawan mungkin tak setenar siswa yang sempat menduduki jabatan pentig di OSIS, atau terkenal jenius dengan IQ yang brilian. Seseorang terkenal di sekolah, biasanya melekat di ingatan teman-temannya, karena prestasi, kebadungannya, atau paras yang rupawan.

 

        Namun nama Rusmawan menjadi pembicaraan hangat di kalangan rekan-rekan SMP Necis One 88, karena ada kabar sudah meninggal dunia.Tak tahu dari mana awal mula berita tersebut. Namun sontak hal ini membuat teman-teman termenung, seraya berdoa agar beliau diterima iman islam dan husnul khotimah.

Rusmawan alias Okem



        Santernya Rusmawan meninggal, konon sudah berhembus sejak 13 tahun lalu, kala reuni pertama tahun 2007, yang digawangi ketua umumnya saat itu Darwin Danial, di Villa Yawitra Kawasan asri Situ Gunung, Sukabumi.

 

        Namun tiba-tiba, warga Necis One 88 dikagetkan dengan info teranyar dari Hendra Hendrawansyah, yang menyatakan kalau Rusmawan masih hidup dan sehat walafiat.

Awalnya saya sendiri ga percaya. Gaya Hendra yang kocak, tak ayal bisa diterima begitu saja. Karena info yang datang darinya, butuh penelaahan khusus, mana kabar burung atau kabar yang yang sudah tervalidasi.

Voice Note pun dilakukannya sebagai tanda keseriusan akan kabar tersebut. Publik di group whatsapp pun geger, sehingga banyak komentar yang bikin penasaran.

Kebersamaan itu masih ada



 

Sang pembawa kabar yang piawai memainkan organ ini pun, bernarasi dalam bentuk dongeng dalam bahasa sunda, demi memberikan kabar yang sebenarnya.

(punten kisah lengkapnya kehapus di chatnya)

Hendrawansyah menceritakan ikhwal kabar dari saling telpon dengan Asur Suratman, yang dikenal oleh warga Necis One 88 sebagai ketua Genk Orowodol. Info dari Asur lah, misteri keberadaan Rusmawan terkuak.

Lain euy, eta di group WA Rusmawan rame dikabarkeun maot, padahal masih hirup”, Asur memulai percakapan

(Itu di group WA, Rusmawan rame banget dikabarkan sudah meninggal, padahal masih hidup)

“Nu bener Ji?”, di ujung handphone Nokia jadulnya, Hendra mulai keluar rasa penasarannya.

(yang bener Ji)

“Anyar keneh urang panggih jeung alona, manehna nyaritakeun yen Rusmawan masih hirup, Yeuh mun teu percaya mah ku urang urang telpon alona Rusmawan”, Asur menjawab dengan nada tinggi dan meyakinkan.

(Belum lama ini saya ketemu keponakannya, dia cerita kalau Rusmawan masih hidup. Kalau belum percaya, sekarang saya telpon keponakan Rusmawan ini)


Tim Investigasi



Bak sebuah investigasi, dibentuklah tim pencari fakta. Mereka adalah Asur Suratman, Harun Al-Rasyid, Darwin Danial, Oky Nurdin, Saeful Nasir dan Hendra Hendrawansyah.

 

Waktu pun disepakati, yakni hari rabu, 16 september 2020.

Mereka kumpul terlebih dahulu di rumah sang mantan ketua Orowodol team, Asur Suratman. Dimana berkumpul, di situlah acara makan-makan tersajikan. Seperti kejadian di hari tersebut, sebelum mendatangi Rusmawan, mereka makan-makan terlebih dahulu.



 

Di Rumah Rusmawan

Menjelang asyar tim investigasi sudah tiba di rumah yang dimaksud, yang berada di kawasan Caringin. Rasa penasaran yang menggelayuti di setiap benak, seolah terjawab karena kedatangannya disambut hangat oleh laki-laki paruh baya yang dinyatakan sudah meninggal tersebut,

Rusmawan ternyata masih hidup, dan terlihat masih segar bugar.

Saeful Nasir yang pertama kali mengunggah photo di grup alumni Necis One 88, yang menyatakan kalau ternyata Rusmawan masih hidup. Komentar pun beragam, namun intinya mengucapkan syukur dan mendoakan agar sang teman diberi umur yang panjang.


Kabar baiknya Rusmawan alias Okem ini akan hadir di acara Reuni pada tanggal 15 November 2020. ini merupakan temu kangen almamater SMP Negeri 1 Cisaat angkatan 1988.



 

Terimaksih tim invetigasi, semoga lelahmu dicatat Allah sebagai sebuah amalan yang bernilai pahala. Karena di sana ada nilai ukhuwah yang selalu terjaga. Bravo Necis One 88

Tidak ada komentar:

Indahnya Masa Putih Biru

  Kenangan yang terukir indah. Saat kita bersama dalam suka yang penuh cita. Dibawah nuansa putih biru yang tak mudah dilupakan. Tiga dasawa...