Senin, 28 September 2020

Indahnya Masa Putih Biru

 


Photo by Alumni SMP Necis One on September 28, 2020. Gambar mungkin berisi: teks yang menyatakan 'REUNITE. REFRESH&REMINO THEBIGFAMILY FAMILY IG NECIS 88 OKE GUYS.... 45 HARI LAGI MENUJU REUNI Yang belum daftar, yuk Transfer cuma 100.000 ke rek BCA Eni Nuraeni 0384089913'.

Kenangan yang terukir indah.

Saat kita bersama dalam suka yang penuh cita. Dibawah nuansa putih biru yang tak mudah dilupakan.

Tiga dasawarsa berlalu, namun rasa seolah baru kemarin.

Indah....
Canda tawa selalu menghiasi setiap sudut sekolah.
Tak ada keraguan dalam mencurahkan asa dan rasa.
Hati riang dalam senandung rahayu masa putih biru.

Tak selamanya indah,
Kala guru menguji daya ingat kita, untuk mengisi lembaran kertas ulangan.
Di sana ada semangat juang untuk meraih bintang.
Rasa kagum dan bangga akan diri, ketika nilai mencengangkan.
Namun tak jarang ada sombong, iri dan hati tersayat kala nilai ulangan terpuruk.

Pertengkaran antar teman yang kadang muncul bagai bumbu penyedap. Hanya sesaat kemudian terlupakan.

Semua terbingkai rapih dalam potret kenangan penuh nuansa kepingan persahabatan.

#ReuniNecisOne88 #ReuniSmpN1Cisaat #Reuni #ReuniNecisOne #Necisone

Rabu, 16 September 2020

MENYINGKAP TABIR KEMATIAN

     Nama Rusmawan mungkin tak setenar siswa yang sempat menduduki jabatan pentig di OSIS, atau terkenal jenius dengan IQ yang brilian. Seseorang terkenal di sekolah, biasanya melekat di ingatan teman-temannya, karena prestasi, kebadungannya, atau paras yang rupawan.

 

        Namun nama Rusmawan menjadi pembicaraan hangat di kalangan rekan-rekan SMP Necis One 88, karena ada kabar sudah meninggal dunia.Tak tahu dari mana awal mula berita tersebut. Namun sontak hal ini membuat teman-teman termenung, seraya berdoa agar beliau diterima iman islam dan husnul khotimah.

Rusmawan alias Okem



        Santernya Rusmawan meninggal, konon sudah berhembus sejak 13 tahun lalu, kala reuni pertama tahun 2007, yang digawangi ketua umumnya saat itu Darwin Danial, di Villa Yawitra Kawasan asri Situ Gunung, Sukabumi.

 

        Namun tiba-tiba, warga Necis One 88 dikagetkan dengan info teranyar dari Hendra Hendrawansyah, yang menyatakan kalau Rusmawan masih hidup dan sehat walafiat.

Awalnya saya sendiri ga percaya. Gaya Hendra yang kocak, tak ayal bisa diterima begitu saja. Karena info yang datang darinya, butuh penelaahan khusus, mana kabar burung atau kabar yang yang sudah tervalidasi.

Voice Note pun dilakukannya sebagai tanda keseriusan akan kabar tersebut. Publik di group whatsapp pun geger, sehingga banyak komentar yang bikin penasaran.

Kebersamaan itu masih ada



 

Sang pembawa kabar yang piawai memainkan organ ini pun, bernarasi dalam bentuk dongeng dalam bahasa sunda, demi memberikan kabar yang sebenarnya.

(punten kisah lengkapnya kehapus di chatnya)

Hendrawansyah menceritakan ikhwal kabar dari saling telpon dengan Asur Suratman, yang dikenal oleh warga Necis One 88 sebagai ketua Genk Orowodol. Info dari Asur lah, misteri keberadaan Rusmawan terkuak.

Lain euy, eta di group WA Rusmawan rame dikabarkeun maot, padahal masih hirup”, Asur memulai percakapan

(Itu di group WA, Rusmawan rame banget dikabarkan sudah meninggal, padahal masih hidup)

“Nu bener Ji?”, di ujung handphone Nokia jadulnya, Hendra mulai keluar rasa penasarannya.

(yang bener Ji)

“Anyar keneh urang panggih jeung alona, manehna nyaritakeun yen Rusmawan masih hirup, Yeuh mun teu percaya mah ku urang urang telpon alona Rusmawan”, Asur menjawab dengan nada tinggi dan meyakinkan.

(Belum lama ini saya ketemu keponakannya, dia cerita kalau Rusmawan masih hidup. Kalau belum percaya, sekarang saya telpon keponakan Rusmawan ini)


Tim Investigasi



Bak sebuah investigasi, dibentuklah tim pencari fakta. Mereka adalah Asur Suratman, Harun Al-Rasyid, Darwin Danial, Oky Nurdin, Saeful Nasir dan Hendra Hendrawansyah.

 

Waktu pun disepakati, yakni hari rabu, 16 september 2020.

Mereka kumpul terlebih dahulu di rumah sang mantan ketua Orowodol team, Asur Suratman. Dimana berkumpul, di situlah acara makan-makan tersajikan. Seperti kejadian di hari tersebut, sebelum mendatangi Rusmawan, mereka makan-makan terlebih dahulu.



 

Di Rumah Rusmawan

Menjelang asyar tim investigasi sudah tiba di rumah yang dimaksud, yang berada di kawasan Caringin. Rasa penasaran yang menggelayuti di setiap benak, seolah terjawab karena kedatangannya disambut hangat oleh laki-laki paruh baya yang dinyatakan sudah meninggal tersebut,

Rusmawan ternyata masih hidup, dan terlihat masih segar bugar.

Saeful Nasir yang pertama kali mengunggah photo di grup alumni Necis One 88, yang menyatakan kalau ternyata Rusmawan masih hidup. Komentar pun beragam, namun intinya mengucapkan syukur dan mendoakan agar sang teman diberi umur yang panjang.


Kabar baiknya Rusmawan alias Okem ini akan hadir di acara Reuni pada tanggal 15 November 2020. ini merupakan temu kangen almamater SMP Negeri 1 Cisaat angkatan 1988.



 

Terimaksih tim invetigasi, semoga lelahmu dicatat Allah sebagai sebuah amalan yang bernilai pahala. Karena di sana ada nilai ukhuwah yang selalu terjaga. Bravo Necis One 88

Minggu, 25 Februari 2018

Kaulinan Kids Zaman Old

Kaulinan barudak necis One 88

Anak-anak zaman dahulu, melakukan permainan bukan melulu melatih konsentrasi. Tapi didalamnya memiliki unsur kekompakan, kebersamaan, dan tanggung jawab . Sekedar mengingat masa-masa lalu, alumni SMP N 1 Cisaat, Sukabumi angkatan tahun 1988 (Necis One 88), yang pekan lalu (17/02/2018) melakukan reuni yang ke-30, tak luput ber-Game ria ala baheula. Memang tak semua permainan tempo dulu dilakukan, karena keterbatasan waktu yang tersedia. Tapi lumayan asyik loh, jadi inget masa unyu-unyu.


Permainan apa saja yang dilakukan ?


Ø  Lomba Bakiak

Di tahun 80-an kesana, yang namanya bakiak masih familiar kita lihat. Penulis sendiri jadi teringat Pak Duraji pengrajin bakiak yang rumahnya tak jauh dari lapang sepak bola Mangkalaya Cisaat. Sepertinya udah almarhum tuh si abah yang murah senyum ini.

Detik-detik terakhir
Deni Cs memenangkan pertandingan
 Alas kaki yang terbuat dari kayu bertalikan karet ban bekas ini, akan menjadi keseruan tersendiri kalau bakiaknya berbentuk panjang, dengan tali pengikat lebih dari satu. Sehingga yang menggunakannya bisa banyakan,minimal 2 atau 3 orang per kelompoknya. Nah, disinilah tiap kelompok dibutuhkan kerja sama agar sampai ke finish dengan selamat dan tercepat. Bisa dibayangkan kan, ketika kekompakan tak jadi prioritas. Kebanyakan memang seperti itu, keseimbangan dan kerjasama yang tak serempak, sudah dipastikan mereka akan terjatuh. Nah, disinilah keseruannya,  lucu, gokil abis pokoknya, ketika peserta yang nyaris usia 50-an tahun ini bermain lomba bakiak.
Empat pasang adu ketangkasan lewat lomba bakiak


Ø  Lomba Tarik Tambang

Perlombaan yang satu ini, sepertinya menjadi permainan wajib musim peringatan Agustusan. Game yang satu ini, bukan saja kekompakan,  tapi peserta dibutuhkan fisik yang prima. Karena adu kekuatan ini dibutuhkan tenaga yang lumayan, maka panitia membagi tim dengan kriteria penglihatan saja. Yang penting masing-masing peserta harus seimbang, jangan  sampai kelompok lemah  berhadapan dengan kelompok yang  terlalu kuat. Biasanya ga seru  kalau tak seimbang, karena si lemah bisa langsung tersungkur. Berbeda dengan posisi seimbang, maka tarik menarik antar tim begitu heboh.  Lagi-lagi kekompakkan dan kekuatan tenaga Tim diuji, dan yang lahir sebagai pemenang  waktu itu dimenangkan oleh tim yang digawangi Baden Saefulloh.

Ini mau tarik tambang apa wefie sich???



Ø  Lomba Joged

Tingkah aneh peserta kala jeruk bergeser
Wah... kalau game yang satu ini pastinya dijamin seru deh, bukan karena goyangannya harus meliuk bagaikan zaskia gotik, tapi jogednya itu harus berpasangan sambil mengapit buah jeruk yang harus menempel di dahi. Sudah dipastikan sulit kan, wong bentuk buah ini bulet jadi sangat mudah untuk menggelinding.





Dibutuhkan konsentrasi tingkat tinggi

Siapa yang jatuh jeruknya maka itu dianggap gugur. Gak-gak habis deh, edisi permainan ini, karena melenceng sedikit saja itu buah, maka kelucuan muncul.  Peserta akan berusaha mempertahankan jeruk supaya ga jatuh,sehingga banyak tingkah aneh tak karuan. Posisi jeruk ada yang pindah ke pipi, ke dagu, ke hidung dan bagian muka lainnya. Yang tetap bertahan sampai nyanyian habis itulah yang keluar sebagai pemenangnya.






ØBalap Karung

Untuk yang satu ini sudah dipastikan teman-teman sudah tahu kan?  Game ini membutuhkan teknik juga loh, saya yakin sprinter kelas dunia Usain Bolt asal Jamaika-pun, kalau disuruh lomba lari pakai karung, belum tentu jadi pemenang.

Uji teknik dengan balap karung
   
 Balap karung ini, peserta diminta berlari dari Start sampai Finish dengan mengguanakan karung. Siapa yang cepat sampai, maka dialah lahir sebagai pemenang. Yang tak memiliki teknik bermain yang bagus, sudah dipastikan akan berjatuhan. Ketika banyak peserta yang berjatuhan inilah maka muncul gelak tawa.









Ø  Berpacu Dalam Melodi

Selebrasi setelah menjawab pertanyaan
dalam kuis"Berpacu Dalam Melodi"


Kamu yang ngalami kejayaan TVRI, tentunya tahu acara yang dipandu Koes Hendratmo ini? Kuis ini menekankan pengetahuan musik yang mumpuni, karena peserta harus menjawab judul lagu dan nama penyanyi, sesuai pertanyaan yang diajukan.

 Kalau di sesi rangkaian nada,  tim musik yang pada kesempatan ini dimainkan oleh organ tunggalnya Hendra, (mungkin Ireng Maulana All Star versi Necis One88 hehehe...) 

Hendra akan memainkan beberapa potong harmoni, lalu berhenti tiba-tiba. Sementara di sesi sambung kata, tim penanya yakni Eli Nurlaeli membacakan beberapa quote yang berhubungan dengan jawaban. Hemmm.... bener-bener kudu terasah yang namanya memori. Apa lagi kebanyakan soalnya lagu yang berhubungan dengan lagu lawas tahun 80-an. Di acara kuis ini, ada peserta yakni Ujang Baden yang kena diskualifikasi. Kenapa? Karena dianggap pengetahuan dia soal lagu diatas rata-rata semua alumni. Jadi kurang seru lah, masa yang jawab dia terus. 


Kecrek Bayi Pengganti Bell
 Serunya mantan ABG tahun 80-an ini mereka berebut jawaban dengan mengangkat kecrek (mainan bayi) sebagai pengganti Bell di acara sesungguhnya.” Tak ada rotan akarpun jadi. Tak ada bel kecrekpun jadi”. Hahhhaa... Kelompok yang bermain di game ini dibagi 3 kelompok yakni grup hijau, biru dan kuning. Dan pemenang kali itu adalah tim hijau yakni kelompoknya Ujang Maman dan kawan-kawan.

Tim Biru Pemenang
Kuis Berpacu Dalam Melodi

Ø  Tebak Guru

Tim penanya, akan menanyakan sedikit potongan profil guru yang dulu mengajar. Untuk mengetes daya ingat aja nih, maklum 30 tahun yang lampau sudah cukup lama untuk mengingat sesuatu. Tapi keren juga nih kuis, soalnya peserta reuni jadi flash back membuka memori yang mungkin masih mampir di benaknya.

Tukar Kado

Kalau yang satu ini bukan permainan, tapi benar-benar membuat rangkaian acara jadi meriah. Setiap peserta dianjurkan membawa kado. Nilai barang sih, tidak terlalu mahal, malah cukup dibawah harga 20.000 saja. Karena bukan harga, tapi seru-seruan saja, biar acara lebih hidup. Bagi yang tak sempat membawa kado, atau tak tahu harus membawa kado, sebagai penggantinya diganti dengan ngamplop pakai duit, dengan isi bebas berapapun. Evi asal Cibatu, mewakili panitia memberi aba-aba, "Kadonya diputar ya, nanti diiringi musik. ketika musik berhenti, maka saat itulah berarti kado yang di tangan itulah hak kita" Demikian Evi memberi aba-aba.


Pemutaran kado 
Dan kadopun berpindah tangan dari peserta satu ke peserta lainnya. Musikpun tiba-tiba berhenti, sontak alumni merasa kalau yang di tangannya adalah miliknya. Tapi tidak ternyata, soalnya pas musik itu berhenti, ternyata ada yang ga megang kado, sementara yang lain justru dia memegang dua kado. Panitiapun memberi intruksi, agar musik berjalan kembali sampai benar-benar setiap orang memegang satu kado. Walhasil sampai 3 kali diulang, tetap saja ada yang ga pas. Akhirnya ketua panitia Adam Saeful Malik, memberi keputusan karena mencoba diulang tetap hasilnya seperti tadi, keputusannya siapa yang dapat dua harus diberikan ke orang yang tak mendapatkan kado. Dan lucunya, termasuk penulis sendiri mendapatkan kado dari diri sendiri, istilahnya jadi balik modal dah.


              

                Sebetulnya permainan tempo dulu  ini banyak, ada benteng-bentengan, sondah, oray-orayan, babancakan dan aneka ragam game zaman old lainnya. Permainan yang menitik beratkan  HAPPY-nya ini, tujuan utamanya untuk lebih menjalin keakraban sesama alumni. maksudnya  untuk sejenak bercengkrama dengan sahabat lama. Lebih menekankan kehebohannya dari pada ajang kompetensi untuk meraih prestasi. Namanya emak-emak sama bapak-bapak, sudah ga zamannya kali marahan ketika kalah dalam permainan. So.... sampai jumpa di game selanjutnya ya...


#Reuni NecisOne88
#BertemuBerjumpaBerbagi

Selasa, 20 Februari 2018

Reuni 30 Tahun Necis One 88



( Bertemu, Bercerita, Berbagi)
Logo Reuni 30 tahun Necis One 88



                Hai apa kabar? Kamu sekarang tinggal dimana? Apa kegiatan kamu? Anakmu sudah berapa? Alhamdulillah ya kita bisa bertemu lagi”. Sekelumit obrolan di antara teman waktu reuni tentunya banyak diutarakan. Sekian lama tak berjumpa tentu membuat seseorang merindukannya. Apa lagi dalam rentang waktu 30 tahun, tentunya kabar teman lama sangat dinantikan. Perubahan banyak menghampiri, yang dahulu kulitnya kencang, kini sudah mulai mengkerut. Pandangan yang dulunya setajam silet, kini lambat laun mulai berkurang. Begitupun daya ingat, awalnya  brlian hari ini sudah mengalami masa penurunan.


                Lewat Reuni itulah, maka seseorang  akan merasa terungkit masa-masa lalu. Ada ikatan kesamaan yang mengundang seseorang untuk mendatanginya. Sehingga disana tercipta kebersamaan, kebahagiaan, keikhlasan,  pengorbanan, perjuangan dan magnet kenangan yang tak bisa tergantikan. Maka tak heran, ada alumni yang jauh-jauh dari Kota Pahlawan Surabaya. Ujang solehudin sengaja memesan tiket Juanda-Soeta jauh-jauh hari. Atau Sutisna yang harus berjam-jam dalam Bis malam dari Cirebon ke Sukabumi. Hanya satu niat, ingin mengabulkan apa yang tersirat dalam hati untuk bersua kawan lama.


                Pukul 06.00 seperti yang dijadwalkan peserta satu per satu datang ke Gelanggang Cisaat. Sebuah tempat di kala sekolah dulu, menjadi tempat berkumpul untuk mata pelajaran Olah raga. Sekelebat terbayang wajah guru Olah raga seperti pak Dadin dan pak David Leo yang melatih kami untuk pentingnya berolah raga. Mereka mengajarkan kepada kami yang masih belia, untuk selalu aktif karena masih berada pada masa pertumbuhan.


 Sudah menjadi kebiasaan di kalangan orang Indonesia, kalau ketepatan waktu tak lagi menjadi prioritas. Sehingga ada anekdot, “Bukan Indonesia Kalau Tak Telat”. Seperti kali ini, ada dua orang yang membuat molor keberangkatan yakni Devi dan Syamsudin. Mendengar nama Devi penulis langsung teringat, kalau orang ini memang langganan kesiangan, ketika  sekolah juga wkwkwkkw.... alasannya sih karena jarak rumah ke sekolah sangat dekat banget. Sementara Syamsudin, belum juga kelihatan batang hidungnya. Hal ini membuat panitia harus berkali-kali menghubungi. Begitu mereka yang ditunggu datang, tak lama kemudian ketua Forum 88 Andi Rusmawan yang saat ini menjadi kepala Desa di salah satu desa di kecamatan Cisaat, mengajak peserta berdoa untuk segera berangkat ke tempat yang disepakati yakni Taman Bunga Nusantara.


Bagaikan anak SMP, yang namanya  kegaduhan, kejenakaan, kehebohan mewarnai sepanjang perjalanan.  Ada yang berkaraoke Ria, ada yang asyik dengan saling ledek, ada yang enjoy bercerita dengan teman sekursi, sambil sekali-kali menikmati suasana jalan berliku Cianjur-Cipanas.  Gelak tawa riang Ujang Sholehudin sepertinya  menjadi pemenang kalau seandainya adu kontes tertawa. Ada juga Rita yang berprofesi sebagai guru SD, saat itu muntah karena mabuk perjalanan. Anehnya malah jadi bahan guyonan dengan dishoot  oleh Nurdin Okky,  (Dosa loh Okky hahhaa...) itu namanya “Tertawa diatas Penderitaan orang lain”. Tapi saat-saat inilah yang justru akan menambah kehangatan. Tak ada kesal yang menggelayut, semua sirna  dalam sebuah keakraban.

Sesi photo dalam bingkai kebesamaan


Sekitar pukul 09.30 kami tiba di lokasi, Kamera Dron  yang mengangkasa menyambut kehadiran kami.  Luar biasa panitia yang diketuai oleh Adam Saeful Malik ini, sehingga semua acara terdokumentasi  secara rinci. Dan ini juga tak luput dari campur tangan sang photoghrafer  yang merupakan alumni 88 juga, Roni namanya dengan brand dotnetphotografy.


Ada cerita dari panitia kala berembuk untuk memutuskan tempat yang dituju. Katanya ada yang mau di Sukabumi saja, ada yang mau ke pantai, ada yang mau ke Situ Gunung dan banyak masukkan tentang kemana akan terlaksananya acara langka ini. Dan keputusan  Taman Bunga Nusantara ini, merupakan hasil final dari rentetan diskusi.  Sebuah taman peninggalan era presiden Soeharto, terletak di Kawung Luwuk bilangan Cipanas kabupaten Cianjur. Subhanalloh kami disuguhi oleh indahnya hamparan bunga warna-warni, penuh pesona dengan tatanan rapi sejuk dipandang, membuat jiwa rileks penuh kedamaian. Keunikan lainnya banyak patung binatang yang bukan terbuat dari beton atau kayu. Tapi tersusun dari rangkaian  bunga aneka warna melengkapi  eloknya hamparan taman ini.


Indahnya patung burung merak yang tersusun dari aneka bunga

Minggu, 18 Februari 2018

SELAYANG PANDANG SMP N 1 CISAAT (NECIS ONE)


Photo diambil dari FB SMP N 1 Cisaat
                 SMP negeri 1 Cisaat, atau lebih dikenal oleh almamaternya sebagai Necis One. Sekolah ini merupakan sekolah pertama yang ada di kecamatan Cisaat, kawasan kabupaten Sukabumi. Lokasinya sangat strategis, berada di jl Raya Cisaat no 243A  yang berada tak jauh dari Kota Sukabumi, karena kecamatan Cisaat merupakan penyangga kota. Didirikan tahun 1966 dengan  Kepala sekolah pertamanya  D Kadir yuda Atmadja. Boleh jadi beliaulah kepala sekolah terlama yang dimiliki SMP ini, yakni dari tahun 1966-1988. Berikut nama-nama kepala sekolah dan photonya dari masa ke masa.

kepala sekolah ke-1
Kepala Sekolah ke-2

Kepala Sekolah ke-3
Kepala Sekolah ke-4


Kepala Sekolah ke-5
         
Kepala Sekolah ke-6
Kepala Sekolah ke-7


              
                  Sebagai sekolah pionner yang ada di kawasan ini, maka banyak orang tua yang mau menyekolahkan di SMP Negeri  tersebut. Pada  awal-awal kehadirannya sekolah  belum memberlakukan testing masuk, karena pada saat itu kesadaran masyarakat akan pentingnya bersekolah belumlah banyak. Seiring  berjalan waktu, animo masyarakat mengalami kemajuan yang ditunjang dengan program pemerintah kala itu yaitu  WAJAR  (Wajib belajar) 9 tahun di era tahun 80-an. Membludaknya peserta didik  itulah, sehingga SMP ini memberlakukan testing masuk  dengan standar yang ditentukan. Maka hanya murid di atas rata-ratalah yang berhak menjadi siswa di sekolah yang berada di belakang Polsek Cisaat ini.

                Di tahun 1985 seiring kebijakan pemerintah kala itu, dimana hasil belajar ujian akhir sekolah yang lebih populer dengan nama EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional) menjadi patokan kemampuan siswa dalam mengakhiri belajarnya. Dan Nilai ujian inipun yang disebut  NEM (Nilai Ebtanas Murni) diberlakukan SMP Necis One  sebagai standar patokan kemampuan masuk sekolah yang disesuaikan dengan jumlah kelas kala itu yakni 6 ruang untuk tiap kelasnya. Inipun sebenarnya sudah tak sebanding dengan ruang belajar yang dibutuhkan. Sehingga akhirnya ada pembagian kelas pagi dan kelas siang.

                Sebagai sekolah pavorit di bilangan Cisaat dan sekitarnya ini, SMP Negeri 1 ini terus bertumbuh mengikuti perkembangan zaman. Bahkan ada kelas khusus yang tak dimiliki sekolah lain yakni kelas Ekslerasi, yang merupakan kelas khusus unggulan buat siswa yang memiliki kecerdasan unggul dibanding siswa yang lain, dengan jenjang belajar selama dua tahun.
   
----------------------------------------------------------------------------------------                
                Blog Necis One 88 ini, akan menajadi wadah silaturrahim antar alumni khususnya angkatan tahun 1988. Angkatan ini termasuk unik, angkanya kembar 88 yang sama dengan tahun berdirinya SMP ini yakni 1966 juga berangka kembar. Angkatan ini yang pertama kali berkompetensi masuk ke sekolah tersebut dengan sistem NEM. Penerimaan siswa baru yang kali ini dikenal dengan MOS, angkatan 88 inipun merupakan angkatan pertama yang berkenalan dengan Penataran P4 (Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila). Sayang program yang bagus ini malah ditiadakan untuk sekarang ini.

Reuni alumni angkatan 88 ke-30 di Taman Bunga Nusantara


                Demikian sekilas tentang SMP Negeri 1 Cisaat (Necis One), yang insyaallah akan terus direvisi sesuai info yang didapat.

                

Indahnya Masa Putih Biru

  Kenangan yang terukir indah. Saat kita bersama dalam suka yang penuh cita. Dibawah nuansa putih biru yang tak mudah dilupakan. Tiga dasawa...